sumber:http://www.fajar.co.id/read-20121009192426-pembangunan-jangan-dikaitkan-politik
MAKASSAR, FAJAR
-- Perbaikan
jalan di beberapa ruas sudah sangat jauh tertinggal. Bahkan, ratusan
kilometer dalam kondisi rusak parah akibat tidak tersentuh perawatan
selama 12 tahun.
Pinjaman Rp500 miliar ke Pusat Investasi
Pemerintah yang diharapkan Pemprov Sulsel dapat menutupi anggaran
perbaikan jalan. Hanya saja, rencana pembangunan jalan di beberapa
kabupaten mendapat penolakan dari sejumlah anggota DPRD Sulsel.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo berharap tidak semua masalah
dikaitkan dengan politik, terutama pembangunan. "Ini semua untuk
kepentingan rakyat. Perbaikan infrastruktur dapat mempertahankan
peningkatan ekonomi masyarakat secara konsisten," tuturnya.
Jalan dalam kondisi rusak di Sulsel saat ini
mencapai 280 kilometer. Pemerintah memang telah mengucurkan dana
perbaikan jalan Rp900 miliar melalui APBN dan Rp300 miliar pada APBD.
Anggaran APBN umumnya perbaikan jalan nasional di Sulsel, sedangkan APBD
untuk perbaikan jalan provinsi yang hanya mampu untuk perbaikan jalan
sepanjang 100 kilometer.
Setiap empat tahun, tutur Syahrul, ruas jalan
seharusnya sudah direhabilitasi berat dan rehabilitasi total setiap
tujuh tahun. Namun, keterbatasan anggaran membuat banyak ruas jalan yang
tidak mendapat anggaran perbaikan selama 12 tahun.
"Sulsel sudah tertinggal hampir 12 tahun dan mulai terkejar dalam lima
tahun. Jalanan tidak bisa terus dibiarkan kerusakannya. Apalagi, volume
jalan terus meningkat luar biasa dan membutuhkan anggaran perbaikan,"
tutur Syahrul.
Dia berharap, permintaan pinjaman ke PIP tidak dikaitkan masalah
politik, apalagi dengan pemilihan gubernur 2013. "Realisasinya juga
paling 2013, sehingga momentumnya sudah lewat. Ini semua keinginan
rakyat. Tetapi semua kembali lagi ke DPRD," katanya.
Sebelumnya, tiga fraksi pendukung Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar
Mudzakkar di DPRD Sulsel menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana
pinjaman Rp500 miliar oleh pemprov Sulsel. Ketiga fraksi itu adalah
Fraksi Demokrat, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai
Hanura. Ketidaksetujuan ketiga fraksi ini dianggap sebagai bukti
ketidakberpihakan mereka terhadap pembenahan infrastruktur di Sulsel.
Soalnya, anggaran pinjaman itu akan dialokasikan untuk perbaikan jalan
dan beberapa infrastruktur di daerah. (rif/pap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar